Ringkasan Roman Pertemuan Jodoh
Ketika perjalanan menuju Bandung dengan menggunakan kereta
api. Secara tidak sengaja, seorang pemuda mempersilahkan tempat duduknya kepada
Ratna karena tempat duduk yang lain telah penuh. Pemuda itu bernama Suparta,
seorang pelajar dari STOVIA Jakarta. Ratna sendiri kini bersekolah di
Frobelkweeschool. Mereka pun berkenalan satu sama lain. Ternyata, perkenalan
itu membuat mereka saling menanam benih- benih cinta diantara masing-masing.
Liburan tiba, Suparta mengajak Ratna untuk pergi mengunjungi
rumahnya di Sumedang. Ternyata, Suparta ingin memperkenalkan Ratna pada kedua
orang tuanya. Akan tetapi, Nyai Raden Tedja Ningrum tidak begitu bersahabat
terhadap Ratna setelah tahu bahwa Ratna berasal dari keturunan orang biasa dan
bukan seorang bangsawan. Selama disana, Ratna selalu disinggung oleh Ibu
Suparta tentang calon istri Suparta yaitu Nyai Raden Siti Halimah yang tidak
lain ialah teman sekelasnya di Frobelkweeschool. Mendengar hal itu Ratna merasa
sakit hati
Sejak saat itu, Ratna tersinggung dan kecewa terhadap
Suparta. ia pun mencoba untuk melupakannya. Sayang, kesedihannya tidak berhenti
disitu, ia pun harus putus sekolah karena usaha pembakaran kapal milik ayahnya
, Tuan Atmaja bangkrut. Ia pun berusaha untuk mencari pekerjaan. Akhirnya, ia
diterima menjadi pramusaji di sebuah toko. Disamping gajinya untuk memenuhi
kebutuhan sehari- hari, juga ia pergunakan untuk membiayai sekolah adiknya.
Malang bagi Ratna, belum lama bekerja di toko tersebut. Ia pun harus di PHK,
begitupun dengan para pekerja yang lain. Toko itu harus ditutup atas perintah
pengadilansebab ada sesuatu yang belum terpenuhi.
Namun, Ratna tidak putus asa. Ia mencoba untuk tetap tabah
dan mencari pekerjaan yang lain. Pernah, ia melamar pekerjaan ke kantor advokat,
namun tidak berhasil dikarenakan pimpinan advokatnya itu selalu menggodanya.
Tanpa disengaja, Ratna lewat di depan rumah mewah milik Nyonya dan Tuan Kornel.
Ia pun mencoba melamar pekerjaan dan akhirnya ia diterima sebagai ibu
rumahtangga
Nasib malang harus diterima Ratna lagi, salah seorang
pembantu lain, Jene memfitnah bahwa Ratna telah mencuri perhiasan milik Nyonya
Kornel. Ratna pun dilaporkan ke Polisi oleh Nyonya Kornel, sehingga ia
ditangkap. Ratna yang merasa tidak melakukannya, bergegas melarikan diri ketika
polisi yang menjaganya tertidur lelap. Ia melarikan diri dengan cara terjun ke
Sungai Kwitang. Untung saja, nyawanya berhasil diselamatkan dan langsung
dilarikan ke rumah sakit.
Beruntung bagi Ratna, sebab tepat waktu itu ia dirawat oleh
kekasihnya sendiri, Suparta. Kini, Suparta telah berprofesi menjadi dokter
tetap di rumah sakit itu. Betapa gembiranya Suparta bertemu dengan Ratna di
rumah sakit. Sebab sampai saat ini, dia sudah mencari Ratna kemana- mana namun
tidak berhasil. Kini, Ibu Suparta sudah menerima keadaan Ratna apa adanya.
Sayang, Ratna sendiri hilang bagai ditelan bumi. Beberapa tempat telah dicari
oleh Suparta. Bahkan dia pergi ke Togoapu, rumah orang tua Ratna tapi Ratna
tidak ada di sana. Kemudian, Suparta pergi ke Kebon Sirih atas saran orang tua
Ratna yang memberitakan kalau Ratna tinggal disana. Ternyata, kedatangan
Suparta telah terlambat sebab saat itu Ratna dan adiknya sudah berangkat ke
Jakarta. Suparta pun sampai putus asa mencari kesana- sini. Beruntung baginya,
tiba- tiba saja ia bertemu Ratna yang sedang terluka di rumah sakit
Ratna menceritakan semua kejadian yang terjadi, sehingga ia
bisa sampai di rumah sakit. Dokter Suparta pun berusaha keras menolong
kekasihnya itu. Dia mencari seorang pengacara guna menemani Ratna di pengadilan
atas tuduhan pencurian perhiasaan milik Nyonya Kornel. Setelah diadili,
ternyata Ratna tidak bersalah melainkan Amat yang mencuri perhiasan itu. Amat
adalah kekasih Jene. Jene tidak dihukum melainkan Amat yang dihukum. Pengadilan
itu juga telah mempertemukan Ratna dengan adiknya, Sudarma. Kini Sudarma
menjadi schatter pegadaian di Purwakarta yang saat itu bertindak sebagai saksi
mata atas kejadian itu. Oleh Suparta dan adiknya, Ratna disuruh beristirahat di
paviliun yang bernama Bidara Cina. Hanya Suparta dan Sudarma yang diperkenankan
memeriksa kesehatan Ratna.
Setelah Ratna sehat, Dokter Suparta melamar Ratna. Akhirnya,
mereka pun menikah namun pestanya dilaksanakan di rumah Sudarma. Setelah
menikah, mereka berdua kembali ke Togoapu untuk tinggal di rumah tuan atmaja.
Rumah itu dibangun atas bantuan Suparta sebagai hadiah perkawinan mereka.
Unsur Intrinsik
1.
Tema
Tema dari roman Pertemuan Jodoh adalah kisah percintaan
antara bangsawan dan orang pribumi. Roman ini mengisahkan tentang hubungan
antara Suparta dengan Ratna yang awalnya tidak disetujui oleh Ibu Suparta.
Ketidaksetujuan tersebut disebabkan oleh perbedaan keturunan (perbedaan
derajat). Namun pada akhirnya Ibunda Suparta menyetujui hubungan mereka berdua.
2.
Alur (Plot)
Roman Pertemuan Jodoh menggunakan alur maju. Cerita
dimulai dari pengenalan tokoh, timbulnya masalah, puncak konflik, dan diakhiri
dengan penyelesaian.
-
Pengenalan tokoh
Suparta adalah anak seorang
bangsawan. Dia kuliah di Top Opleiding
Voor Indische Artsn, nama sekolah Dokter sebelum dijadikan sekolah tinggi
di zaman Hindia Belanda.
Ratna adalah gadis pribumi yang
menjalin hubungan dengan Suparta. Ratna kuliah di Sekolah Rakyat. Ratna dan
Suparta pertama kali bertemu di kereta dari Jakarta hendak ke Bandung. Mulai
dari situlah hubungan mereka terjalin.
-
Timbulnya masalah
Setelah Ratna dipertemukan dengan
Ibu Suparta yang bernama Nyai Raden Teja Ninrum, Teja Ningrum tidak merestui
hubungan mereka berdua karena Ratna bukan keturunan orang Bangsawan.
-
Puncak Konflik
Sejak
hubungan Ratna dan Suparta tidak disetujui oleh pihak Suparta, Ratna
tersinggung dan kecewa terhadap Suparta. ia pun mencoba untuk melupakannya.
Sayang, kesedihannya tidak berhenti disitu, ia pun harus putus sekolah karena
usaha pembakaran kapal milik ayahnya , Tuan Atmaja bangkrut.
-
Penyelesaian Konflik
Ketika Ratna terkena
musibah dan masuk rumah sakit, di sanalah Ia bertemu kembali dengan Suparta,
mantan kekasihnya. Sejak itulah mereka menjalin hubungan yang sempat terpisah. Seiring
berjalannya waktu sang Ibu Suparta pun merestui hubungan merka berdua.
3.
Tokoh
dan Penokohan
-
Ratna :
Perempuan terpelajar, sabar menghadapi segala macam cobaan.
-
Suparta :
Pemuda terpelajar, berprofesi sebagai dokter. Dia kekasih, Ratna.
-
Ayah
Suparta : Seorang bangsawan yang selalu memegang adat istiadat.
-
Ny. Raden
Tedja Ningrum : Ibu kandung Suparta. Seorang bangsawan yang selalu membanggakan
kekayaannya.
-
Ny Raden
Siti Halimah : Wanita pilihan Ibu Suparta.
-
Tn. Dan
Ny. Kornel : Orang Belanda yang kaya dan rendah hati.
-
Jene :
Pembantu yang bekerja di rumah orang Belanda. Dia mempunyai perangai yang buruk
4.
Sudut Pandang
Roman Pertemuan Jodoh menggunakan sudut pandang
orang ketiga. Abdul Muis menceritakan ceritanya menggunakan nama pemeran
tokoh-tokoh dalam roman tersebut.
5.
Latar dan Tempat Kejadian
Tempat terjadinya peristiwa di daerah Pasundan,
Jawa Barat. Suasana yang tergambar dalam roman Pertemuan Jodoh yaitu
menyedihkan. Hal terlihat saat hubungan antara Suparta dan Ratna tidak
direstui.
6.
Amanat
-
Tidak membeda-bedakan
derajat manusia, manusia diciptakan Tuhan dengan derajat yang sama, yang
penting manusia itu mempunyai moral yang baik. Sikap rendah hati dan tidak
sombong yang dimiliki Suparta.
-
Tidak selalu menuruti
keinginan orang lain (termasuk ibunya). Suparta hormat pada ibunya, namun
pendapat Suparta bertentangan dengan ibunya dalam memilih jodoh. Suparta
mempunyai prinsip hidup sendiri, asalkan baik, boleh tetap dijalankan.
-
Ketekunan Suparta dalam
belajar, walaupun ia mengalami patah hati (putus cinta dengan Ratna). Suparta
tetap tekun belajar dan akhirnya menjadi dokter.
-
Kesabaran dan keteguhan hati
Suparta dalam menanti gadis pujaannya Ratna, juga menanti kepulihan Ratna dari
tekanan hidup yang dialaminya.
-
Kerendahan hati Ratna dan
ketidakputusasaannya dalam mempertahankan hidup. Ratna tidak gengsi menerima
pekerjaan sebagai pembantu untuk mempertahankan hidup dan membantu biaya
sekolah adiknya.
-
Tidak dendam dan membalas
sikap orang yang telah menyakitinya. Ratna difitnah teman kerjanya (Jene) dan
dituduh mencuri.
-
Dengan kesabaran, keteguhan
hati dan sifat yang tidak mudah putus asa akhirnya keduanya (Ratna dan Suparta)
memperoleh kebahagiaan.
Unsur Ekstrinsik
1.
Latar belakang penciptaan karya sastra
Roman
Pertemuan Jodoh berasal dari luar diri pengarang, karena pada roman ini
pengarang hanya sebagai sudut pandang orang ketiga.
2.
Sejarah dan latar belakang pengarang
Abdoel Moeis
(lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat, 3 Juli – wafat di
Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalah seorang sastrawan
dan wartawan Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah di Stovia (sekolah
kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), Jakarta akan
tetapi tidak tamat. Ia juga pernah menjadi anggota Volksraa. Setelah menyelesaikan
pelajarannya di sekolah rendah Belanda di Bukit tinggi ia melanjutkan pelajaran
di Stovia, tetapi tidak sampai selesai. Kemudian, ia mejadi wartawan di
Bandung.
Dengan
mengetengahkan tokoh Ratna dalam roman Pertemuan Jodoh, Abdoel Moeis mengkritik
perjodohan dan kesetaraan derajat. Dalam roman tersebut masalah adat masih
disinggung-singgungnya, bahkan di kritiknya tajam sekali.
3.
Kondisi Masyarakat Saat Karya Sastra Diciptakan
Pengarang
menciptakan roman ini berdasarkan kehidupan sosial masyarakat pada masa itu,
yaitu tentang kesetaraan derajat dan perjodohan.
4.
Nilai moral
-
Tidak membeda-bedakan
derajat manusia, manusia diciptakan Tuhan dengan derajat yang sama, yang
penting manusia itu mempunyai moral yang baik. Sikap rendah hati dan tidak
sombong yang dimiliki Suparta.
-
Tidak selalu menuruti
keinginan orang lain (termasuk ibunya). Suparta hormat pada ibunya, namun
pendapat Suparta bertentangan dengan ibunya dalam memilih jodoh. Suparta
mempunyai prinsip hidup sendiri, asalkan baik, boleh tetap dijalankan.
-
Kesabaran dan keteguhan hati
Suparta dalam menanti gadis pujaannya Ratna, juga menanti kepulihan Ratna dari
tekanan hidup yang dialaminya.
-
Kerendahan hati Ratna dan
ketidakputusasaannya dalam mempertahankan hidup. Ratna tidak gengsi menerima
pekerjaan sebagai pembantu untuk mempertahankan hidup dan membantu biaya
sekolah adiknya.
-
Tidak dendam dan membalas
sikap orang yang telah menyakitinya. Ratna difitnah teman kerjanya (Jene) dan
dituduh mencuri.
-
Dengan kesabaran, keteguhan
hati dan sifat yang tidak mudah putus asa akhirnya keduanya (Ratna dan Suparta)
memperoleh kebahagiaan.
5.
Nilai pendidikan
Ketekunan Suparta dalam belajar, walaupun ia mengalami patah hati
(putus cinta dengan Ratna). Suparta tetap tekun belajar dan akhirnya menjadi
dokter.
6.
Nilai sejarah
Diskriminasi
kelas sosial di cerita ini sangat terlihat. Contohnya perbedaan terhadap bangsa
pribumi dan bangsawan. Di kalangan pribumi pun terjadi diskriminasi terhadap
masyarakatnya sendiri.
7.
Relevansi dengan zaman sekarang.
Dalam roman
Pertemuan Jodoh, banyak menceritakan tentang perjodohan dan kesetaraan derajat
antara orang bangsawan dan pribumi. Pada zaman ini, hal tersebut dipandang tidak lumrah. Saat ini
perjodohan tidak dilakukan oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat berpandangan
bahwa manusia itu sama di mata Tuhan.
Aliran Isi Roman Pertemuan Jodoh
Pengarang dalam menggambarkan isi
roman melihat situasi kisah nyata masyarakat saat itu. Situasi tersebut
digambarkan melalui kisah nyata percintaan antara orang bangsawan dan pribumi.
kisah cinta itu tergambarkan di mulai dari bertemunya Suparta dan Ratna. Hingga
pada akhirnya mereka menjalin kisah cinta menjadi sepasang kekasih. Banyak
lika-liku kisah percintaan yang mereka alami, mulai dari tidak direstuinya
hubungan mereka karena perbedaan status hingga mereka terpisah sementara oleh
jarak dan waktu. Namun pada akhirnya kisah cinta itu berakhir pada kebahagiaan.
Kebahagiaan itu terjadi saat Suparta dan Ratna dipertemukan kembali di rumah
sakit, dan pada akhirnya hubungan mereka direstui oleh Ibu Suparta.